Oleh : Dini Haryani Susanto, S.Pd.
Larisa adalah seorang mahasiswi di sebuah PTS di Jambi. Ia merupakan mahasiswi perantauan yang berasal dari Padang. Dalam kehidupan kesehariannya, Larisa dikenal sebagai sosok pemalu yang berprestasi di bidang akademik. Ajaran agama yang kuat didikan Bapak dan Ibu Larisa membuat Larisa tidak pernah melupakan sholat 5 waktu serta berpuasa Senin – Kamis walaupun berada jauh dari pengawasan orang tuanya.
Berangkat dari sebuah keluarga sederhana dan hidup dalam kekurangan, membuat Larisa tidak bisa sering – sering pergi bersenang – senang layaknya teman – temannya yang lain. Jatah uang bulanan yang sangat mepet membuat Larisa harus bisa mengatur pengeluarannya dengan cermat supaya tetap bisa makan dan membeli kebutuhan pokok hidupnya yang lain. Tidak jarang, sikapnya yang penuh perhitungan iitu menuai kecaman serta cibiran dari teman-temannya. Inilah yang membuat Larisa tidak memiliki banyak teman di kampusnya, ditambah dengan sifatnya yang pemalu dan tertutup menjadikan Larisa sebagai salah satu mahasiswa yang tidak populer di kampusnya.
Suatu hari, karena Larisa terlalu capek mengerjakan tugas kuliah yang kahir-akhir ini memang sangat banyak, Larisa tanpa sengaja ketiduran di bis kota saat perjalanan pulang kuliah menuju ke asrama. Tanpa disadari, dompetnya terjatuh di dalam bis. Sesampainya di asrama, diapun terkaget – kaget karena tidak mendapati dompet di dalam tasnya. Padahal, dia baru saja mengambil uang kiriman dari orang tuanya untuk membayar biaya kuliah dan belanja kebutuhan sehari – hari. Dalam isak tangisnya yang sudah tidak bisa terbendung, Larisa segera mengambil wudlu dan melakukan sholat. Dalam doanya, larisa memohon kepada Allah untuk bisa menemukan dompetnya kembali dalam keadaan utuh. Larisa yakin bahwa Allah tidak akan pernah salah memberikan cobaan kepada hambaNya melebihi kemampuan hambaNya tersebut.
2 hari sudah Larisa kehilangan dompetnya. Selama 2 hari tersebut, dia tidak pernah putus berdoa bahkan membaca surat Yassin dan berharap dompetnya bisa ditemukan kembali. Sepulang dari kampus sore itu, Larisa menjumpai pesan di secari kertas yang ditempel di pintu kamar kostnya. Disitu tertulis: Tolong hubungi saya. Dan tertera sederet nomer telepon. Karena penasaran, Larisa pun segera bergegas ke wartel depan asrama. Setelah telepon tersambung, Larisa mengucap salam dan terdengar suara seorang perempuan. Ternyata perempuan itu adalah orang yang menemukan dompet Larisa yang terjatuh di bis. Setelah mencatat alamat, telepon pun ditutup. Tak perlu waktu lama untuk menuju alamt yang dimaksud karena hanya berjarak 2 gang dari asrama tempat tinggal Larisa. Setelah berbasa – basi sebentar, kemudian dompet pun diserahkan ke Larisa. Isinya masih utuh. Uang, kartu mahasiswa, dll, masih ada semua. Tak henti – hentinya Larisa mengucapkan Alhamdulillah sambil mendekap dompetnya erat – erat seolah takut kehilangan dompet itu lagi. Sesampainya di Asrama, Larisa langsung melakukan sujud syukur sebagai bentuk rasa syukur atas ditemukannya dompet yang sudah 2 hari hilang. Dari cerita diatas, kita menjadi semakin paham bahwa Allah tidak akan menutup mata atas musibah serta masalah yang dialami oleh hambaNya. Bahwa dengan kesabaran serta tawakal, segala doa dan harapan kita pasti akan terwujud.